secangkir kopi untuk sobat

Malam...
Itu waktu yang setia kutunggu tiap hari berganti
Senja menjadi tempat buku ceritaku nanti malam
Entah cerita bahagia ataupun duka
Dan juga tentang mimpi" yang ingin kita capai

Di pinggir jalan protokol, di atas trotoar, beralaskan sandal jepit kusam
Duduk melingkar, ditemani secangkir kopi panas kita bersama membunuh waktu

Lalu mulai kita buka bekal yg tersimpan di senja tadi
Cerita" remaja bahkan dewasa mulai bersenandung seiring hembusan angin
Bermacam judul terdengar lewat kalimat" dari bibir sahabat
canda, tawa, dan luka menjadi keabstrakan isi hati yang bersanding dengan pahitnya kopi

Tentang dingin malam yang terobati panasnya kopi
Dan asap melambung tebal ke langit malam dari batang rokok yang kita hisap
Seolah itulah settingan tiap malam kita menjalani panggung sandiwara ini

Hingga tiba giliranku membuka bekalku
Berhenti sejenak dan kembali kurasakan pahitnya kopi di depanku
Mulai kukabarkan setiap judul yang kusimpan dikala senja tadi
Judul pertama selesai, lalu keseruput lagi kopi yang sudah agak dingin terbawa waktu
Lalu judul ke-2, ke-3, dan seterusnya
Sampai ke judul yang seharusnya tak kubawa malam ini
Cerita yang aku kira manis, ternyata justru pahit
Tak sengaja aku menyinggung seorang sahabat di depannya langsung
Suasana berubah, lupa akan tuannya...
Dingin semakin mengikat tubuh, sebab kopi tak lagi panas
Tinggal rasa pahitnya yang tersisa...
Aku menyesal, gundah merasa bersalah...

Sobat!, yang bisa kuberikan hanya secangkir kopi pahit panas, dan berharap...
Bisa mengobati menggigilnya hatimu,
Bisa menppanti rasa pahit yang kau terima lewat ucapanku dengan pahitnya kopi...

0 komentar: