nemu puisi di gudang...

ini kejadian waktu lagi kerja jaga gudang. nunggu tukang nggak dateng2, akhirnya sengaja aku bekal buku. akhirnya ampuh juga buat ngelawan boring. nggak sengaja waktu balik-balik lembaran buku, eh nemu puisi bagus. begini puisinya :
air mata

aku menangis sendirian
karena semua nabi bersabda
dalam waktu dan tanah yang berbeda

aku menangis sendirian
karena mungkin takkan pernah kudengar
kata-kata suci Tuhanku

dalam kesendirian melalui tangisan
kulihat pohon membungkuk
dengan bayangannya

dan dari langit kudengar matahari
berkata merdu di hatiku

Aku beri kamu kehidupan
dan semua kehangatan
betapa sering kau melupakanKu
suara yang sama kudengar dari perut bumi

Aku bantu kamu berdiri
dalam cara yang sama sekali
tak pernah bisa kau bayangkan

aku dengar suara dari pepohonan
suara yang sama menoleh pada tangisku
beristirahatlah
dalam teduh tangkai daunku

Mustafa pun bersabda

di luar batas ruang dan masa
Sang Kekasih selalu dekat
lupakan tahta, ilmu, ataupun kerja
panggil Dia
dengan seluruh tangisanmu

(kitab writerpreneur, hal 25, sofie beatrix)

sekali lagi aku baca, lalu habis dan kembali baca lagi. pengen ikut nangis tapi malu ma gudang. puisi di buku ini seperti tahu kondisi kejiwaanku yang lagi galau. wkwkwk.... dan GRUBRRAAAAKKK...!!! para tukang datang hancurkan semua penjiwaanku tadi. hufh...

asal tahu saja...

asal tahu saja...
aku bukan orang yang jujur,
jujur mengakui bahwa aku masih ingat kita

asal tahu saja...
aku bukan orang yang setia,
setia memaksakan kehendak kepadamu

asal tahu saja...
aku bukan orang yang pengertian,
pengertian terhadap diriku sendiri

asal tahu saja...
aku juga bukan seorang tegas,
tegas untuk saling menyakiti

yang aku ingin kita tahu,
disetiap bidang, disetiap ruang, di setiap kenyataan,
ada hal lain yang harus dipertimbangkan
DILUAR APA YANG KITA YAKINI DAN SEDANG KITA FIKIRKAN...

berilah satu alasan untuk tidak meyakini
kebenaran yang kita yakini benar
kebaikan yang kita yakini benar
yaitu ada sesuatu yang tidak kita tahu mengatakan "ASAL TAHU SAJA..."

Kembalilah kembali...

Sewaktu masih mungkin tuk kembali...

Lalu jangan berfikir masih bisa untuk kembali lalu bisa lagi kembali

jangan ragu untuk kembali...

Ingatlah pada pengembalian yang tak mungkin bisa kembali...

Kembalilah...
Kembalilah...

Jangan tunggu mentari jatuh untuk kembali...

Mungkin saja yang seperti kemarin untuk hari ini tak sama kembali...

Wahai jiwa yang sesak dengan takut dan keraguan, wahai raga yang terus menentang.

UNTUK HARI INI, DENGAN SEGENGGAM RASA YAKIN, SEMOGA BISA MENENGGELAMKAN LUASNYA SAMUDERA TAKUT UNTUK KEMBALI...

Amien...