Belum mampu menjawab
kusembunyikan sedihku,
dibalik ketidakwarasanku,
yang sebenarnya masih sadar,
seperti rembulan yang mengintip,
dari balik awan hitam tadi...
kusimpan tangisku dalam batin,
tapi ternyata langit tahu,
lalupun turut menangis...
topeng sang pejuang ini masih kupakai,
tapi tetap saja,
aku manusia biasa yang bertopeng...
keadaan membawaku ke atas perahu.
perahu di atas ombak lautan luas,
terombang-ambing kesana kemari,
di bawah cermin batinku yang mendung,
tanpa arah dan tujuan....
rintik hujan tadi milikku,
malam emang sudah lalu,
tinggal segelintir menetes,
terbalut rasa malu...
masih saja aku terjerat rasa pilu,
yang kucari jalan keluar,
bukan jalan melingkar...
aku punya tangan tapi tak mampu menunjuk,
aku punya mata tapi selalu berbohong,
aku punya lidah tapi tak mampu jujur,
tapi aku masih menyimpan hati yang masih menyisakan ruang,
ruang untuk rasa penyesalan atas keadaan,
keadaan ini palsu,
tapi juga bukan komedi di atas pentas...
aku bukan batu besar di tengah2 aliran air,
yang hanya bisa menanti air merubahnya,
aku juga tak seperti bintang,
yang tak takut jatuh meski tak punya sayap...
kepalaku sedang menyunggi beban yang besar,
tatapi kakiku sudah gemetar untuk melangkah...
semua butuh waktu,
tapi maslahnya sampai kapan ?,
ucapku belum mampu menjawab...
dibalik ketidakwarasanku,
yang sebenarnya masih sadar,
seperti rembulan yang mengintip,
dari balik awan hitam tadi...
kusimpan tangisku dalam batin,
tapi ternyata langit tahu,
lalupun turut menangis...
topeng sang pejuang ini masih kupakai,
tapi tetap saja,
aku manusia biasa yang bertopeng...
keadaan membawaku ke atas perahu.
perahu di atas ombak lautan luas,
terombang-ambing kesana kemari,
di bawah cermin batinku yang mendung,
tanpa arah dan tujuan....
rintik hujan tadi milikku,
malam emang sudah lalu,
tinggal segelintir menetes,
terbalut rasa malu...
masih saja aku terjerat rasa pilu,
yang kucari jalan keluar,
bukan jalan melingkar...
aku punya tangan tapi tak mampu menunjuk,
aku punya mata tapi selalu berbohong,
aku punya lidah tapi tak mampu jujur,
tapi aku masih menyimpan hati yang masih menyisakan ruang,
ruang untuk rasa penyesalan atas keadaan,
keadaan ini palsu,
tapi juga bukan komedi di atas pentas...
aku bukan batu besar di tengah2 aliran air,
yang hanya bisa menanti air merubahnya,
aku juga tak seperti bintang,
yang tak takut jatuh meski tak punya sayap...
kepalaku sedang menyunggi beban yang besar,
tatapi kakiku sudah gemetar untuk melangkah...
semua butuh waktu,
tapi maslahnya sampai kapan ?,
ucapku belum mampu menjawab...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me

- fahma alfian
- kopipun berubah jadi susu seiring aku melangkah untuk belajar... bukan tentang pahitnya kopi, bukanpula manisnya susu... mereka sama-sama benar pada ruang dan waktunya masing-masing......
0 komentar: