Tuhan, buat aku berani...

Huh, apa itu berani ?. Ada banyak macam makna berani. Satu orang dengan yang lain bisa saja berbeda. Ada yang bilang, berani adalah anarkis, tak pandang lawan siapa, tak mundur. Ada juga yang bilang berani adalah kenekatan tanpa persiapan. Berani adalah bernyali menantang bahaya. Berani adalah mengatasi gugup di depan orang banyak. Dan berani2 yang lain yang bermacam-macam. Semua perbedaan itu terletak pada variabelnya, tergantung dari mana makna berani itu dipandang. Bahkan bisa saja, yang dianggap seseorang apa itu berani, justru dianggap angkuh dimata yang lain.
Merumuskan itu rumit. Bisa dibilang ketahanan untuk masih hidup sampai sekarang juga berkat sesuatu yang kita sendiri tak memahami konsepnya. Kadang keberanian datang tanpa disadari, tapi justru ketika kita berupaya untuk berani, justru malah ragu. Hah, kalau memang berani tak perlu kerja keras, kenapa masih banyak orang stres ?, kenapa masih banyak orang putus asa ?, kenapa masih banyak orang yang memilih "sembunyi" ?. Banyak sekali kenyataan yang membuktikan bahwa tidak semua orang di dunia ini berani. Dan jika alasan kita masih hidup sampai sekarang adalah berkat keberanian, pastinya berani bukan sekedar kebalikan takut saja. Lebih dari itu, berani adalah sesuatu yang berharga dan penuh misteri.
Melihat berani sebagai adjektiva maka tak lepas dari ranah psikologis manusia. Dan tidak bisa menilai sebagai positif atau negatif karena psikologis setiap orang beda2.
Namun bagaimanapun, berani dimanapun tempatnya pasti diiringi dengan tekad yang kuat. Konsep berani muncul ketika seorang manusia dihadapkan pada sesuatu yang dianggap menghalangi atau menghambat. Sering kita bersyukur telah menyelesaikan suatu masalah, baik sepele ataupun tidak. Tapi kita lupa bahwa disitu pun ada bentuk berani yang menyertai. Misal sewaktu dijalan pada malam hari ban sepeda motor pecah, dan tidak menemui tukang tambal ban disepanjang jalan. Akhirnya pun mendorong sampai rumah dan masalah setidaknya tidak lagi berat walaupun masih harus menambalnya diesok hari. Sering kita mencaci keadaan dan melupakan segala bentuk pembelajaran dari suatu peristiwa yang dialami. Kita tak sadar bahwa telah berani memilih menuntun kendaraan sampai dirumah, berani menilai bahwa itu satu2nya jalan.
Dari beberapa fenomena sosial, banyak intepretasi dengan berbagai macam variabel sudut pandang mengenai konsep berani. Ternyata semua itu sama ketika dikembalikan kepada kita sebagai manusia. Bahwa manusia yang sesungguhnya insan yang bebas. Bahwa manusia berhak menghargai dia sebagai manusia adalah ketika dia menjadi insan yang bebas. Bahwa berani adalah biasan dari konsep bebas itu sendiri. Bisa dibilang, TIDAK ADA MANUSIA YANG TIDAK BERANI, KECUALI MANUSIA YANG TAKUT HIDUP. BAHWA MANUSIA YANG BERANI ADALAH MANUSIA YANG BISA MEMAINKAN KETAKUTAN AKAN SESUATU DIHADAPANNYA YANG MENGHALANGI ATAU MENGHAMBAT. Sepakat untuk menyikapi bahwa hidup adalah tinggal persoalan menunda mati, maka tidak ada orang yang takut hidup. Bahwasanya setiap yang mati pasti pernah hidup.
Namun kembali bicara soal berani, ada satu hal yang lebih merugikan ketimbang takut. Yakni rasa ragu2. Bukan berarti ragu2 tidak mungkin berani, tapi ada berani dengan ragu2. Sungguh itu siksaan bagi orang hidup dalam menghadapi setiap permasalahan. Butuh tekad yang murni, butuh niatan yang kuat, agar bisa berani dengan sepenuhnya berani.
Salah satunya keberanian untuk membenci yang tidak ingin dibenci. Setiap menyatakan tekad untuk berani selalu muncul kata tapi. Negosiasi keputusan yang berujung pada keraguan. Hingga pasrah pada waktu yang mungkin saja tak menjawab, malah justru semakin menyiksa.
Teringat Tuhan sebagai bentuk kesempurnaan. Kepada Tuhan mohon berilah hamba keberanian, tegaskanlah tekad hamba untuk berani bersikap seperti yang disampaikan perumpamaan2MU yang datang berkali kali. Jadikan hamba insan yang berani berbuat baik sesuai perintahMU. Apapun makna berani bagiMU, sebagai manusia sadarkan hamba adalah ciptaanmu. Yang Telah kau gariskan hukum alam masa depan hamba. Jadilah keraguan ini sebagai proses ketegasanku untuk sebuah bentuk berani yang tak salah arah. TUHAN BERIKAN AKU SEBAGAI INSAN YANG BERANI...

0 komentar: