Badai pasti kan datang
Bias mentari dari embun pagi...
Pelangi2 kecil bertebaran diatas daun2,
Burung gereja mengejarnya,
Loncat dari ranting ke ranting, dahan ke dahan,
Pecahkan butir air embun menjadi buih halus terbang di udara.
Selagi belum terik,
Selagi belum habis kesejukan pagi.
Di ujung tinggi pohon tua lebat,
Burung gereja tersenyum terbahagia,
Berkhayal...
Berangan...
Merasa...
Menengok dunia bawah yang begitu kecil...
Burung gereja diterpa bahagia...
Dia dapatkan surga...
Surganya para pemilik alasan untuk hidup.
Namun,,,
Dunia tak selalu indah,
setiap khayalan, setiap angan,
tak selalu bersenandung merdu...
Sudah kubilang, yang mengerti badai, yang mengerti ajal, yang mengerti penderitaan, yang mengerti pengorbanan cuma satu,
MEREKA YANG MEMILIKI ALASAN UNTUK PANTAS HIDUP...
Pelangi2 kecil bertebaran diatas daun2,
Burung gereja mengejarnya,
Loncat dari ranting ke ranting, dahan ke dahan,
Pecahkan butir air embun menjadi buih halus terbang di udara.
Selagi belum terik,
Selagi belum habis kesejukan pagi.
Di ujung tinggi pohon tua lebat,
Burung gereja tersenyum terbahagia,
Berkhayal...
Berangan...
Merasa...
Menengok dunia bawah yang begitu kecil...
Burung gereja diterpa bahagia...
Dia dapatkan surga...
Surganya para pemilik alasan untuk hidup.
Namun,,,
Dunia tak selalu indah,
setiap khayalan, setiap angan,
tak selalu bersenandung merdu...
Sudah kubilang, yang mengerti badai, yang mengerti ajal, yang mengerti penderitaan, yang mengerti pengorbanan cuma satu,
MEREKA YANG MEMILIKI ALASAN UNTUK PANTAS HIDUP...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me
- fahma alfian
- kopipun berubah jadi susu seiring aku melangkah untuk belajar... bukan tentang pahitnya kopi, bukanpula manisnya susu... mereka sama-sama benar pada ruang dan waktunya masing-masing......
0 komentar: