Satu titik hitam pada wanita
Selalu bicara seenaknya, seolah paling benar. Kadang membuat pernyataan yang menuduh kepada seseorang, padahal gak sadar juga begitu. Hal-hal yang dilakukan dibenarkan dengan alasan-alasan yang masuk akal namun bertentangan apa yang pernah dikatakan. Sering ngobrol atas nama curhat tapi membawa nama orang lain. Glamour dibilang demi feminim. Beban mengada ada dijadikan alasan untuk suka atau tak suka, mau tidak mau. Dan tak pernah merasa salah hanya karena dirasa telah berpikir sebelum bertindak. Entah, tiada yang tahu bagaimana Tuhan menilai sebuah kebenaran, entah Tuhan melihat dari sisi mana. Tapi yang aku yakin bahwa persepsi Tuhan pasti dapat diterima dengan adil. Bagaimanapun Tuhan tetaplah Tuhan yang maha tahu. Bukan tidak mungkin kebenaranNya bertentangan dengan yang kita anggap benar. Kemudian yang jelas kita hidup diantara orang yang bermacam persepsi, dan tidak mungkin untuk dianggap sebagai gonggongan anjing yang tak dihiraukan oleh kafilah. Rumit untuk bicara yang adil, tapi setidaknya semua dalam ruang kesadaran, pun kesadaran yang tidak egois. Mungkin ini satu alasan yang bisa kuterima jika wanita yang banyak masuk neraka. Dan karena pernah kudengar jika diantara lelaki dan wanita lebih banya neraka bagi wanita, ini bisa kuterima.
Ini mungkin bukan yang adil pula bagi yang baca, bahkan dianggap seenaknya. Tapi yang kuharap ini mampu membuat lebih berfikir diluar diri sendiri.
Ini mungkin bukan yang adil pula bagi yang baca, bahkan dianggap seenaknya. Tapi yang kuharap ini mampu membuat lebih berfikir diluar diri sendiri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me

- fahma alfian
- kopipun berubah jadi susu seiring aku melangkah untuk belajar... bukan tentang pahitnya kopi, bukanpula manisnya susu... mereka sama-sama benar pada ruang dan waktunya masing-masing......
0 komentar: